Contoh Toleransi Umat Beragama dalam Sejarah – Dunia kita memang dipenuhi dengan oknum-oknum yang suka mengganggu kehidupan orang yang tidak bersalah, lalu mengklaim kalau tindakannya dibenarkan oleh agama dan Tuhan mereka. Namun, masih ada banyak pihak yang menjunjung tinggi toleransi agama tanpa ego terhadap agama mereka sendiri.

Seringkali kita melihat seorang Kristen membantu seorang Muslim, atau seorang Muslim membantu seorang Yahudi sebagai sesuatu hal yang sangat tidak biasa. Namun, seharusnya kita sudah tidak kaget lagi, mengingat bahwa perdamaian selalu diajarkan di setiap keyakinan dan agama yang ada di dunia.

Contoh Toleransi Umat Beragama dalam Sejarah

Memang ada saat-saat bersejarah ketika salah satu umat beragama berdiri dan bersumpah untuk menjaga mereka yang setia kepada Tuhan yang berbeda, menjamin agar mereka selalu aman dan bebas untuk beribadah. Berikut ini beberapa bukti toleransi yang ditunjukkan oleh umat beragama kepada penganut agama lainnya.

Dalai Lama mendesak para penganut Buddha untuk melindungi umat Muslim

Pada tahun 2014, kekerasan terhadap umat Muslim Rohingya pecah dan menyebar ke seluruh wilayah Myanmar dan Sri Lanka. Ironisnya, hal ini terjadi di negara-negara yang sebagian besar menganut agama Buddha — agama yang sangat menjunjung tinggi kedamaian. Sekitar 250 Muslim meninggal dan 140.000 lainnya mengungsi dari rumah mereka akibat peristiwa ini. joker123 terbaru

Kepala negara dan pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, menentang tindakan yang dilakukan oleh segelintir oknum umat Buddha terhadap Muslim Rohingya. Melansir dari laman MST, dalam sebuah pidato di hari ulang tahunnya yang ke-79 ia berkata bahwa, “Sebelum [Anda] melakukan kejahatan seperti itu, coba bayangkan sosok Buddha.”

Dalai Lama menjelaskan bahwa tidak ada bagian dari ajaran Buddha atau agama lainnya yang akan menoleransi serangan ini. Sebagai gantinya, Dalai Lama mendesak seluruh pengikut agama Buddha untuk mengambil sebuah tindakan untuk melindungi penganut Muslim dari kekejaman oknum-oknum tersebut.

Hal ini adalah hal yang akan dilakukan Buddha jika dia sedang berada di tengah kerusuhan, dan inilah cara hidup yang harus dianut oleh seorang pengikut Buddha, tambahnya. Selain umat muslim Rohingya, Dalai Lama juga menyatakan solidaritas kepada umat muslim Uyghur, kelompok minoritas yang ditindas oleh pemerintah Tiongkok selama beberapa tahun terakhir.

Ketika pasukan Muslim menaklukkan Yerusalem, mereka mengundang orang Yahudi untuk tetap tinggal bersama mereka

Pada tahun 629 M Yerusalem dikuasai oleh Kekaisaran Bizantium yang menganut kepercayaan Kristen Ortodoks. Para penguasa Bizantium sangat kejam terhadap orang Yahudi yang tinggal di sana dan sering menganiaya mereka secara brutal. Mereka akhirnya mengirim orang Yahudi keluar dari rumah leluhur mereka dan melarang mereka untuk kembali ke Yerusalem.

Namun hal itu berubah sekitar 10 tahun kemudian, tepatnya saat pasukan Muslim mengepung Yerusalem dan merebutnya dari pasukan Bizantium. Ketika pasukan Kristen menyerah, mereka masih bertekad untuk mengusir orang Yahudi. Mereka bahkan menjadikannya syarat bagi penyerahan diri mereka, meski pasukan Muslim mengabaikannya.

Menurut buku History of the Jews, tidak lama setelah Yerusalem berada di bawah pemerintahan Muslim, orang-orang Yahudi diundang kembali ke kota tersebut. Mereka mendapat kebebasan untuk mengikuti agama mereka sendiri, bahkan sebuah tempat di Bukit Zaitun diperuntukkan khusus untuk pertemuan doa dan perayaan liburan bagi orang Yahudi.

Seperti yang diketahui, hubungan antara orang Yahudi dan Muslim di Yerusalem memang tidak sempurna, dan menjadi semakin buruk dari waktu ke waktu. Tetapi kaum Muslim tidak pernah mengusir orang-orang Yahudi, dan kedua agama ini masih hidup bersama sampai Yerusalem kembali berpindah tangan ke umat Kristen saat Perang Salib I.

Umat Hindu melindungi umat Sikh ketika oknum Sikh membunuh Indira Gandhi

Pada tahun 1984 Perdana Menteri India, Indira Gandhi, dibunuh oleh dua orang pengawalnya yang beragama Sikh. Peristiwa ini membuat orang-orang Hindu sangat murka sehingga kerusuhan anti-Sikh pecah di India. Pada saat itu orang-orang Sikh akan diseret dari rumah mereka dan dibunuh.

Namun di saat kerusuhan ini semakin memanas, umat Hindu lainnya mengambil tindakan dan menolong umat Sikh. Ketika India berada dalam kekacauan, banyak orang Hindu yang membawa tetangga Sikh mereka ke dalam rumah dan melindungi mereka.

Dalam satu kasus, gerombolan massa sampai mengancam untuk membakar salah satu bangunan apartemen jika keluarga Sikh yang tinggal di dalam tidak dibawa keluar dan diberikan kepada mereka.

Keluarga Sikh itu sendiri dilindungi oleh keluarga Hindu di sana, yang tetap menolak untuk menyerahkan mereka meski diancam. 200 keluarga Hindu pun keluar dari apartemen tersebut dan mengusir gerombolan tersebut, menyelamatkan nyawa keluarga Sikh yang ada di dalamnya.

Menurut New York Times, pada akhirnya ada lebih dari 600 nyawa Sikh yang berhasil terselamatkan karena tindakan solidaritas dari saudara Hindu mereka.

Para Sikh disumpah untuk membela hak-hak penganut agama lainnya

Agama Sikh memang sering disalahpahami. Banyak yang mengira kalau Sikh sama dengan Muslim atau menjadi salah satu sekte Muslim. Mereka juga sering mengejek sorban yang dililitkan di atas kepala Sikh yang sering disebut sebagai dastar.

Dastar, bagaimanapun, adalah bagian dari seperangkat aturan luar biasa yang dimiliki oleh Sikh. Sorban ini adalah salah satu dari lima aturan yang disebut “panj kakaar,” aturan simbolis yang harus dipertahankan oleh Sikh untuk mengingatkan mereka akan sumpah pembaptisan mereka.

Sumpah itu sendiri menunjukkan komitmen yang luar biasa untuk membantu agama lain, di mana salah satunya mengharuskan orang Sikh untuk mempertaruhkan hidup mereka sendiri untuk membela orang lain dari penindasan, termasuk umat agama lain yang ditindas.

Dilansir dari laman Real Sikhism, Sikh juga harus membawa pedang yang disebut kirpan setiap saat untuk mengingatkan diri mereka tentang komitmen ini. Mereka tidak diizinkan menggunakannya untuk menyerang, karena kirpan hanya digunakan untuk membela orang-orang yang tertindas ketika semua cara yang lebih halus tidak berhasil dilakukan.

Contoh Toleransi Umat Beragama dalam Sejarah

Nabi Muhammad bersumpah untuk melindungi para pendeta Kristen di Biara Santa Katarina

Biara Santa Katarina yang terletak di Semenanjung Sinai adalah salah satu biara Kristen tertua yang masih digunakan hingga hari ini. Biara ini memang memiliki keunikan tersendiri karena dijaga oleh sebuah kontrak yang tertulis untuk melindungi biara dan isinya, yang ditulis oleh Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad sendiri menjalin hubungan yang baik dengan para pendeta di sana, dan pada tahun 626 M menulis dokumen yang berisi sumpah untuk menjaga mereka aman dari serangan umat Islam. “Tidak ada yang akan menganiaya mereka [umat Kristen],” ucapnya seperti yang dilansir dari laman World Library.

Menurut dokumen itu, yang dikenal sebagai Achtiname of Muhammad atau Surat Jaminan Muhammad, umat Islam juga tidak boleh mewajibkan pajak pada gereja. Di dalamnya, Nabi Muhammad berjanji untuk melindungi “bangsa Kristen” secara keseluruhan, siapa pun mereka, entah apakah mereka seorang bangsawan atau orang biasa.

Dalam aturan perlindungan ini, yang dimaksudkan adalah bahwa sekalipun terjadi pertempuran dengan umat non-Muslim, para wanita, anak-anak, dan orang tua tidak boleh dibunuh. Dikatakan juga kalau umat Islam tidak boleh memulai pertempuran dengan umat non-Muslim. Pertempuran hanya boleh dilakukan ketika negosiasi di antara kedua kubu tidak berhasil dilakukan.

Beberapa orang meragukan keaslian dari surat ini, mereka menganggap kalau ini hanya dibuat-buat oleh umat Kristen pada Abad Pertengahan. Entah klaim mana yang benar, setidaknya surat ini menjadi sumber yang telah menjembatani hubungan baik antara umat Muslim dan Kristen.